Archive for Mei 2016
ASUHAN IBU KALA III
0
Persalinan
merupakan hal yang paling ditunggu-tunggu oleh para ibu hamil,sebuah waktuyang
menyenangkan namun disisi lain merupakan hal yang paling mendebarkan.
Persalinan terasa akan menyenangkan karena si kecil yang selama Sembilan bulan
bersembunyi di dalam perut anda akan muncul terlahir ke dunia.
3.ASUHAN
PERSALINAN PADA KALA III

Proses
persalinan terbagi ke dalam empat tahap ,yaitu:
1.kala
I;Tahap Pembukaan
2.kala
II;Tahap Pengeluaran Bayi
3.kala
III;Tahap Pengeluaran Plasenta
4.kala
IV;Tahap Pengawasan
A. Memberikan
Asuhan pada Ibu Bersalin Kala III
1. Fisiologi Kala III
Dimulai
segera setelah bayi sampai lahirnya plasenta yang berlangsung tidak lebih dari
30 menit. Setelah bayi lahir uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di
atas pusat beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan
plasenta dari dindingnya. Biasanya plesenta lepas dalam 6 menit-15 menit
setelah bayi lahir dan keluar spontan atau dengan tekanan pada fundus uteri.
Tempat
implantasi plasenta mengalami pengerutan akibat pengosongan kavum uteri dan
kontraksi lanjutan sehingga plasenta dilepaskan dari perlekatannya dan pengumpulan darah pada ruang utero
–plasenter akan mendorong plasenta keluar.
Otot
uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume rongga uterus
setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat perlekatan plasenta karena tempat perlekatan menjadi semakin kecil,
sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta akan terlipat, menebal
dan kemudian lepas, plasenta akan turun ke bagian bawah uterus atau kedalam
vagina.
Pada
kala III, otot uterus (miometrium) berkontraksi mengikuti penyusutan volume
rongga uterus setelah lahirnya bayi. Penyusutan ukuran ini menyebabkan
berkurangnya ukuran tempat perlekatan plasenta. Karena tempat perlekatan
menjadi semakin kecil,sedangkan ukuran plasenta tidak berubah maka plasenta
akan terlipat, menebal dan kemudian lepas dari dinding uterus.
2.
Mekanisme
pelepasan plasenta
a.
Cara-cara
Pelepasan Plasenta:
1). Metode
Ekspulsi Schultze
2). Metode
Ekspulsi Matthew-Duncan
b. Tanda-tanda
pelepasan plasenta
Adapun tanda-tanda pelepasan
plasenta yaitu:
1). Perubahan bentuk dan tinggi fundus
2). Tali pusat memanjang
3). Semburan darah mendadak dan singkat
3. Pengawasan
Perdarahan
Empat prasat yang dapat
dilakukan adalah sebagai berikut
a.
Prasat
Kustner
Tangan
kanan meregangan atau menarik sedikit tali pusat. Tangan kiri menekan daerah di
atas simfisis.
b.
Prasat
Strassman
Perasat
ini dilakukan dengan mengetok-ngetok fundus uterus dengan tangan kiri dan
tangan kanan meregangkan tali pusat sambil merasakan apakah ada getaran yang
ditimbulkan dari gerakan tangan kiri ,jika terasa ada getaran berarti plasenta
sudah lepas.
c.
Prasat
Klien
Untuk melakukan
perasat ini, minta pasien untuk meneran,jika tali pusat tampak turun atau
bertambah panjang berarti plasenta telah lepas, begitu juga sebaliknya.
d.
Prasat
Manuaba
Tangan kiri
memegang uterus pada segmen bawah rahim, sedangkan tangan kanan memegang dan
mengencangkan tali pusat. Kedua tangan ditarik berlawan.
B. Manajemen Aktif Kala III
Manajemen aktif III:Mengupayakan
kontraksi yang adekuat dari uterus dan mempersingkat waktu kala III, mengurangi
jumlah kehilangan darah,menurunkan angka kejadian retensio plasenta.
Tiga langkah utama manajemen aktif
kala III : Pemberian oksitosin/uterotonika segera mungkin,melakukan penegangan
tali pusat terkendali(PTT), Rangsangan taktil pada dinding uterus atau fundus
uteri.
Penegangan tali pusat terkendali:
Berdiri disamping ibu,pindahkan jepitan semula tali pusat ketitik 5-20 cm dari
vulva dan pegang klem penjepit tersebut , letakan telapak tangan (alas dengan
kain) yang lain, pada segmen bawah rahim atau dinding uterus dan suprasimpisis,
pada saat terjadi kontraksi, tegangkan tali pusat sambil tekan tali uterus ke
dorsokranial,ulangi kembali perasat ini bila plasenta belum dapat dilahirkan
(jangan dilakukan pemaksaan).
Manajemen aktif kala III terdiri
dari:
a.
Pemberian
oksitosin
b.
Penegangan
tali pusat terkendali
c.
Masase
fundus uteri
C. Pemeriksaan pada Kala III
1. Pemeriksaan Plasenta, Selaput Ketuban
dan Tali Pusat
a. Plasenta
Pastikan bahwa seluruh plasenta
telah lahir lengkap dengan memeriksa jumlah kotiledonnya (rata-rata 20
kotiledon).
b.
Selaput
Ketuban
Setelah
plasenta lahir, periksa kelengkapan selaput ketuban untuk memastikan tidak ada
bagian yang tertinggal di dalam uterus.
c.
Tali
Pusat
Setelah
plasenta lahir,periksa mengenai data yang berhubungan dengan tali pusat.
a.
Panjang
tali pusat
b.
Bentuk
tali pusat (besar,kecil,atau terpilin-pilin)
c.
Inersio
tali pusat
d.
Jumlah
vena dan arteri pada tali pusat
D. Pemantauan Kala III
1. Kontraksi
2. Robekan
Jalan Lahir dan Perineum
3. Hygine]
E. Kebutuhan Ibu pada Kala III
1. Dukungan mental dari bidan dan keluarga
atau pendamping
2. Penghargaan terhadap proses kelahiran
janin yang telah dilalui
3. Informasi yang jelas mengenai keadaan
pasien sekarang dan tindakan apa yang akan dilakukan.
4. Penjelasan mengenai apa yang harus ia
lakukan untuk membantu mempercepat kelahiran plasenta, yaitu kapan saat meneran
dan posisi apa yang mendukung untuk pelepasan dan kelahiran plasenta.
5. Bebas dari rasa risih akibat bagian
bawah yang basah oleh darah dan air ketuban.
6. Hidrasi
F. Pendokumentasian pada Kala III
1.Pengkajian
a. Data Subjektif
·
Pasien
mengatakan bahwa bayinya telah lahir
·
Pasien
mengatakan bahwa ia merasa mulas dan ingin meneran
·
Pasien
mengatakan bahwa plasenta belum lahir
b.Data
Objektif
·
Jam
bayi lahir spontan
·
Perdarahan
pervaginam
·
TFU
·
Kontraksi
uterus: intensitasnya (kuat, sedang, lemah atau tidak ada) selama 15 menit pertama
2.Interpretasi
Data
Pastikan bahwa saat ini pasien berada pada
kala III beserta kondisi normalnya dan mengkaji adanya diagnosis masalah atau
tidak.
G. Komplikasi Persalinan Kala III dan
Tindakan Kala III
1.Pendarahan pada Kala III
Pendarahan pasca persalinan secara
tradisional ialah perdarahan yang melebihi 500 cc pada kala III.
Pendarahan pasca persalinan sekarang
dapat di bagi menjadi:
a.Perdarahan pascapersalinan dini
adalah perdarahan 7,500 cc pada 24 jam pertama setelah persalinan
b.Perdarahan
pascapersalinan lambat ialah perdarahan 7,500 cc setelah 24 jam persalinan.
a. Atonia Uteri
Atonia uteri adalah uteri tidak
berkontraksi dalam 15 detik setelah dilakukan pemijatan fundus uteri (placenta
telah lahir).
Manajemen atonia
uteri
a.Resusitasi
b.Masase dan kompresi bimanual
c.Uterotonika
d.Operatif
b.Retensio
placenta
Retensio placenta adalah tertahannya
placenta atau belum lahirnya placenta hingga atau melebihi waktu 30 menit
setelah bayi lahir .
c.Perlukan jalan
lahir
1). Robekan
perineum
2),Robekan
serviks
d.Rupture uteri
Rupture uteri merupakan peristiwa
yang paling gawat dalam bidang kebidanan karena angka kematiannya yang tinggi.
Janin pada rupture uteri yang terjadi di luar rumah sakit sudah dapat
dipastikan meninggal dalam kavum abdomen.
Jenis rupture uteri
·
Rupture
uteri spontan
·
Rupture
uteri traumati
·
Terjadi
karna ada dorongan pada uterus misalnya fundus akibat melahirkan dengan cunam,
manual placenta
·
Rupture
uteri jaringan parut:terjadi karena bekas operasi sebelumnya pada uterus
seperti bekas SC
·
Pembagian
menurut anatomic
·
Rupture
uteri komplit
·
Rupture
uteri inkomplit
Penanganan
pada ruptu uteri:
·
Melakukan
laparatomi
·
Umumnya
histerektomi
2.Tindakan-tindakan
kala III
a.Kompresi
bimanual interna
Kompresi Bimanual Interna adalah
tangan kiri penolong dimasukkan kedalam vagina dan sambil membuat kepalan di
letakkan pada forniks anterior vagina.
b.Kompresi
bimanual eksterna
Kompresi bimanual eksterna merupakan
tindakan yang efektif untuk mengendalikan perdarahan misalnya akibat atonia
uteri.
c.Kompresi Aorta
d.Manual
placenta
Plasenta manual adalah tindakan
untuk melepas plasenta secara manual (menggunakan tangan) dari tempat
implantasinya dan kemudian melahirkannya dari cavum uteri.
DAFTAR PUSTAKA
Sulistyawati,
Ari. 2010. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Jakarta:Salemba Medika.
By : indah anggraini
ASUHAN IBU KALA II
0
2.ASUHAN IBU BERSALIN KALA II
A.Pengertian
Yang dimaksud dengan kala II
persalinan adalah proses pengeluaran buah kehamilan sebagai hasil pengenalan
proses dan penatalaksanaan kala pembukaan, batasan kala II di mmmulai ketika
pembukaan serviks sudah lengkap (10 cm) dan berakhir dengan kelahiran bayi,kala
II juga di sebut sebagai kala pengeluaran bayi.
Tanda-tanda bahwa kala 2 persalinan
sudah dekat:
1.
Ibu
merasa ingin meneran (dorongan meneran/doran)
2.
Perineum
menonjol (perjol)
3.
Vulva
vagina membuka (vulka)
4.
Adanya
tekanan pada spincter anus (teknus) sehingga ibu merasa ingin BAB
5.
Jumlah
pengeluaran air ketuban meningkat
6.
Meningkatmya
pengeluaran darah dan lender
7.
Lightening
menjelang minggu ke 36 pada primigavida,terjadi penurunan fundus uterus karena
kepala bayi sudah masuk kedalam panggul.
Beberapa
hal yang perlu di perhatikan pada kala II:
1.
Pemantauan
Ibu
2.
Pemantauan
Janin
kondisi
yang harus diatasi sebelum penatalaksanaan kala 2:
a.
Syok
b.
Dehidrasi
c.
Infeksi
d.
Preeklampsia/eklampsia
e.
Inersia
uteri
f.
Gawat
janin
g.
Penurunan
kepala terhenti
h.
Adanya
gejala dan tanda distosia bahu
i.
Pewarnaan
mekonium pada cairan ketuban
j.
Kehamilan
ganda/kembar
Persiapan
penolong persalinan:
a.
Sarung
tangan barier protektif lainnya
b.
Tempat
persalinan yang bersih dan steril
c.
Peralatan
dan bahan yang diperlukan
d.
Tempat
meletakkan dan lingkungan yang nyaman bagi bayi
e.
Persiapan
ibu dan keluarganya
Penatalaksanaan
kala 2:
a.
Setelah
pembukaan lengkap, pimpin ibu untuk meneran apabila timbul dorongan spontan
untuk melakukan hal itu
b.
Anjurkan
ibu untuk beristirahat di antara kontraksi
c.
Berikan
pilihan posisi yang nyaman bagi ibu
d.
Pantau
kondisi janin
e.
Bila
ingin meneran tapi pembukaan belum lengkap,anjurkan ibu untuk bernafas cepat
atau biasa,atur posisi agar nyaman,dan upayakan untuk tidak meneran hingga
pembukaan lengkap.
B.Perubahan
Fisiologis pada Kala II Persalinan
1.Kontraksi Uterus
Dimana kontraksi ini bersifat nyeri
yang disebabkan oleh anoxia dari sel-sel otot tekanan pada ganglia dalam
serviks dan segmen bawah rahim (SBR),regangan dari serviks,regangan dan tarikan
pada peritoneum,itu semua terjadi pada saat kontraksi.
2.Perubahan-perubahan Uterus
Keadaan Segmen Atas Rahim (SAR) dan
Segmen Bawah Rahim (SBR). Dalam persalinan perbedaan SAR dan SBR akan tampak
lebih jelas,dimana SAR dibentuk oleh korpus uteri dan bersifat memegang peranan
aktif (berkontraksi) dan dindingnya bertambah tebal dengan majunya
persalinan,dengan kata lain SAR mengadakan suatu kontraksi menjadi tebal dan
mendorong anak keluar.
3.Perubahan pada Serviks
Perubahan pada serviks pada kala II
di tandai dengan pembukaan lengkap,pada pemeriksaan dalam tidak teraba lagi
bibir portio,Segmen Bawah Rahim (SBR), dan serviks.
4.Perubahan pada Vagina dan Dasar Panggul
Setelah pembukaan lengkap dan
ketuban telah pecah terjadi perubahan,terutama pada dasar panggul yang
diregangkan oleh bagian depan janin sehingga menjadi saluran yang
dinding-dindingnya tipis karena suatu regangan dan kepala sampai di vulva.
5.Perubahan Fisik Lain yang Mengalami
Perubahan
a. Perubahan
Sistem Reproduksi
kontraksi uterus pada
persalinan bersifat unik mengingat kontraksi ini merupakan kontraksi otot
fisiologis yang menimbulkan nyeri pada tubuh.
b. Perubahan
Tekanan Darah
Tekanan darah akan
meningkat selama kontraksi disertai peningkatan sistolik rata-rata 10-20 mmHg. Pada waktu –waktu di
antara kontraksi tekanan darah kembali ke tingkat sebelum persalinan.
c. Perubahan
Metabolisme
Selama persalinan,
metabolisme karbohidrat meningkat dengan kecepatan tetap. Peningkatan ini
terutama disebabkan oleh aktifitas otot
d. Perubahan
Suhu
Perubahan suhu sedikit
meningkat selama persalinan dan tertinggi selama dan segera setelah melahirkan.
Perubahan suhu di anggap normal bila peningkatan suhu yang tidak lebih dari
0,5-1 derjat C yang mencerminkan peningkatan metabolism selama persalinan.
6.Perubahan Psikologis pada ibu Bersalin
Perubahan psikologis keseluruhan
seorang wanita yang sedang mengalami persalinan sangat bervariasi, tergantung
pada persiapan dan bimbingan antisipasi yang ia terima selama persiapan menghadapi
persalinan, dukungan yang diterima wanita dari pasangannya, orang terdekat
lain, keluarga dan pemberiperawatan, lingkungan tempat wanita tersebut berada
dan apakah bayi yang di kandungnya merupakan bayi yang diinginkan atau tidak.
C.Mekanisme
Persalinan Normal
Mekanisme Persalinan
1.
Turunnya
kepala dibagi menjadi dua yaitu masuknya kepala dalam pintu atas panggul, dan
majunya kepala
2.
Pembagian
ini terutama berlaku pada primigravida
3.
Masuknya
kepala kedalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis, melintang
dan dengan fleksi yang ringan
4.
Masuknya
sutura sagitalis terdapat ditangah-tengah jalan lahir
5.
Jika
sutura sagitalis agak kedepan mendekati simpisis atau agak kebelakang mendekati
promontorium maka posisi ini disebut asynclitismus.
6.
Majunya
kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk kedalam rongga panggu;
7.
Penurunan
terjadi selama persalinan
8.
Fiksasi
(engagement) merupakan tahap penurunan pada waktu diameter biparietal dari
kepala janintelah masuk panggul ibu.
9.
Desensus
merupakan syarat utama kelahiran kepala
10.
Fleksi
11.
Putaran
paksi dalam/rotasi internal
12.
Rotasi
internal dari kepala janin akan membuat diameter enteroposterior
13.
Ekstensi,setelah
putaran paksi selesai dan kepala sampai didasar panggul
14.
Setelah
subocciput tertahan pada pinggir bawah sympisis
15.
Rotasi
eksternal/putaran paksi luar
16.
Ekspulsi,
setelah putaran paksi luar bahu depan sampai dibawah sympisis dan menjadi
hypomoclionuntuk kelahiran bahu belakang
D.Menolong
Persalinan Sesuai APN
·
Melihat
tanda dan gejala kala 2
·
Menyiapkan
peralatan pertolongan persalinan
·
Memastikan
pembukaan lengkap dan keadaan janin baik
·
Menyiapakan
ibu dan keluarga untuk membantu proses pimpinan meneran
·
Persiapan
pertolongan kelahiran
·
Memulai
meneran
·
Cara
meneran
·
Menolong
kelahiran bayi
·
Penanganan
bayi baru lahir
Yang harus diperhatikan pada saat
pengeluaran bayi
1.
Posisi
ibu saat melahirkan bayi
2.
Cegah
terjadinya laserasi atau trauma
3.
Proses
melahirkan kepala
4.
Memeriksa
lilitan tali pusat pada leher bayi
5.
Proses
melahirkan bahu
6.
Proses
melahirkan tubuh bayi
7.
Mengusap
muka, mengeringkan dan rangsang taktil pada bayi
8.
Memotong
tali pusat
·
Gejala
dan tanda distosia bahu
1.
Turtle
sign adalah kepala terdorong keluar tetapi kembali kedalam vagina setelah
kontraksi atau ibu berhenti meneran
2.
Tidak
terjadi putaran paksi luar apabila kepala telah lahir
3.
Kepala
tetap pada posisinya (dalam vagina) walau ibu meneran sekuat mungkin
E.Asuhan Sayang
Ibu dan Posisi Meneran
1. Asuhan
Sayang Ibu
Masih banyak ibu-ibu dalam
masyarakat di indonesia yang lebih menyukai melahirkan dengan pertolongan
dukun. Salah satu alasannya adalah karena dukun dapat memberikan dukungan emosi
dengan menghormati adat istiadat serta kebiasaan dan melibatkan keluarga.
Pengertian asuhan sayang ibu adalah
asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan dan keinginan sang ibu. Asuhan
sayang ibu juga dengan memberikan asuhan yang aman, berdasarkan temuan dan
turut meningkatkan angka kelangsungan hidup ibu.
2.
Konsep
Asuhan Sayang Ibu
3.
10
Langkah Asuhan Sayang Ibu
4.
Prinsip
Umum Sayang Ibu
5.
Asuhan
Sayang Ibu dalam Proses Persalinan
F.Peran Bidan
a. memberikan
dukungan terus-menerus kepada ibu
b. menjaga
kebersihan diri
c. kenyamanan
bagi ibu
d. mengatur
posisi ibu
e. menjaga
kandung kemih tetap kosong, ibu dianjurakan berkemih sesegera mungkin
f. memberikan
cukup minum agar member tenaga dan mencegah dehidra
Hak pasien untuk mendapat informasi
tentang keadaannya dan bayinya informasi kelas tentang tindakan yang akan
dilakukan,dan tujuan dan resikonya. Tingkat kecemasan wanita selama bersalin
akan meningkat jika ia tidak memahami apa yang terjadi pada dirinya atau tidak
paham apa yang disampaikan kepadanya
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, K.J.2005.Perawatan maternitas. Jakarta. EGC
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, K.J.2005.Perawatan maternitas. Jakarta. EGC
By : indah anggraini
ASUHAN IBU KALA I
0
1.ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN KALA I
A. Perubahan Fisiologis dan Psikologis pada
Kala I
1. Perubahan
Fisilogis pada Persalinan
Sejumlah perubahan
fisiologis yang normal akan terjadi selama persalinan,hal ini bertujuan untuk
mengetahui perubahan-perubahan yang dapat dilihat secara klinis bertujuan untuk
dapat secara tepat dan cepat mengintreprestasikan tanda-tanda,gejala
tertentudan penemuan perubahan fisik dan laboratorium apakah normal apa tidak
persalinan kala I.
a.
Perubahan
tekanan darah
Perubahan darah
meningkat selama kontraksi uterus kenaikan sistolik rata-rata sebesar 10-20mmHg
dan kenaikan diastolik rata-rata 5-10 mmHg di antara kontraksi-kontraksi
uterus,tekanan darah akan turun seperti sebelum masuk persalinan dan akan naik
lagi bila terjadi kontraksi. Arti penting dan kejadian ini adalah untuk
memastikan tekanan darah yang sesungguhnya,sehingga di perlukan pengukuran di
antara kontraksi.
b.
Perubahan
Metabolisme
Selama
persalinan baik metabolism karbohidrat aerobik maupun anaerobik akan naik
secara perlahan. Kenaikan ini sebagian besar di akibatkan karena kecemasan
serta kegiatan otot rangka tubuh kegiatan metabolisme yang meningkat tercermin
dengan kenaikan suhu badan,denyut nadi,pernapasan,kardiak output dan kehilangan
cairan.
c.
Perubahan
Suhu Badan
Suhu badan akan
sedikit meningkat selama persalinan,suhu mencapai tertinggi selama persalinan
dan segera setelah persalinan. Kenaikan ini dianggap normal asal tidak melebihi
0,5-1 derjat C.
d.
Denyut
Jantung
Penurunan yang
meyolok selama acme kontraksi uterus tidak terjadi jika ibu berada dalam posisi
miring bukan posisi terlentang. Denyut jantung di antara kontraksi sedikit
lebih tinggi dibanding selama periode persalinan atau belum masuk persalinan.
e.
Pernafasan
Kenaikan
pernafasan dapat disebabkan karena adanya rasa nyeri,kekhawatiran serta
penggunaan tehnik pernafasan yang tidak benar.
f.
Perubahan
Renal
Polyuri sering
terjadi selama persalinan,hal ini disebabkan oleh kardiak output yang meningkat
serta glomelurus serta aliran plasma ke renal.
g.
Perubahan
Gastrointestinal
Kemampuan
pergerakan gastrik serta penyerapan makanan padat berkurang akan
menyebabkan penceranaan hampir berhenti
selama persalinan dan akan menyebabkan konstipasi.
h.
Perubahan
hematologis
Haemoglobin akan
meningkat 1,2gr/100ml selama persalinan dan kembali ketingkat pra persalinan
pada hari pertama. Jumlah sel-sel darah putih meningkat secara progresif selama
kala satu persalinan sebesar 5000s/d 15.000 WBC sampai dengan akhir pembukaan
lengkap,hal ini tidak berindikasi adanay infeksi.
i.
Kontraksi
Uterus
Kontraksi uterus
terjadi karena adanya rangsangan pada otot polos uterus dan penurunan hormon
progesterone yang menyebabkan keluarnya hormon oksitosin.
j.
Pembentukan
segmen atas rahim dan segmen bawah rahim
Segmen Atas
Rahim (SAR) terbentuk pada uteus bagian atas dengan sifat otot yang lebih tebal
dan kontraktif,tersapat banyak otot sorong dan memanjang.
Segmen Bawah
Rahim (SBR) terbentang di uterus bagian bawah antara ishimus dengan serviks
dengan sifat otot yang tipis dan elastis,pada bagian ini banyak terdapat otot
yang melingkar dan memanjang.
k.
Perkembangan
Retraksi Ring
Retraksi ring
adalah batas pinggiran antara SAR dan SBR,dalan keadaan persalinan normal tidak
tampak dan akan kelihatan pada persalinan abnormal.
l.
Penarikan
serviks
Pada kehamilan
otot yang mengelilingi ostium uteri internum (OUI) ditarik oleh SAR yang
menyebabkan serviks menjadi pendek dan menjadi bagian dari SBR.
m.
Pembukaan
ostium oteri interna dan ostiun oteri externa
Pembukaan
serviks disebabkan karena membesarnya OUE karena otot yang melingkar disekitar
ostium meregang untuk dapat dilewati kepala.
n.
Show
Adalah
pengeluaran dari vagina yang terdiri dan sedikit lendir yang bercampur
darah,lendir ini berasal dari ekstruksi lender yang menyumbat canalis
servikalis sepanjang kehamilan,sedangkan darah berasal dari desidua vera yang
lepas.
o.
Tonjolan
kantong ketuban
Tonjolan kantong
ketuban ini disebabkan oleh adanya regangan SBR yang menyebabkan terlepasnya
selaput korion yang menempel pada uterus,dengan adanya tekanan maka akan
terlihat kantong yang berisi cairan yang menonjol ke ostium uteri internum yang
terbuka.
p.
Pemecahan
kantong ketuban
Pada akhir kala satu bila pembukaan
sudah lengkap dan tidak ada tahanan lagi,ditambah dengan kontraksi yang kuat
serta desakan janin yang menyebabkan kantong ketuban pecah,diikuti dengan
proses kelahiran bayi.
2. Perubahan Psikologis pada Persalinan
Pada ibu hamil banyak
terjadi perubahan,baik fisik maupun psikologis.
Beberapa keadaan dapat
terjadi pada ibu dalam persalinan,terutama pada ibu yang pertama kali melahirkan sebagai berikut:
a.
Perasaan
tidak enak
b.
Takut
dan ragu akan persalinan yang akan dihadapi
c.
Sering
memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal
d.
Menganggap
persalinan sebagai percobaan
e.
Apakah
penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam menolongnya
f.
Apakah
bayinya normal apa tidak
g.
Apakah
ia sanggup merawat bayinya
h.
Ibu
merasa cemas
B. Manajemen Kala I
Jika seorang ibu bersalin dating
kepada keluarga maka,seorang bidan layaknya dapat menerima ibu dan keluarganya.
Setelah menerima ibu dan keluarga
dengan baik, bidan kemudian melakukan pengkajian terhadap riwayat kesehatan dan
melakukan pemeriksaan fisik untuk menentukan:
·
Apakah
ibu sedang dalam persalinan
·
Ibu
dan bayi dalam keadaan baik
·
Apakah
ada komplikasi/penyulit
Setelah
itu layaknya seorang bidan melakukan diagnosis apakah ibu sudah masuk dalam
persalinan yang sesungguhnya atau
belum,kemudian menentukan apakah ibu membutuhkan intervensi darurat segera.
Langkah
1:Pengumpulan Data
Langkah
2:Menilai dan Membuat Asuhan
Langkah
3:Membuat Rencana Asuhan
DAFTAR PUSTAKA
Eisabeth Siwi
Walyani,Amd.Keb dan Th.Endang Purwoastuti,S. Pd, APP.(2015) .Asuhan Kebidanan Persalinan & Bayi Baru
Lahir.Yogyakarta.PUSTAKABARUPRESS.
By : indah anggraini